Skip to content Skip to footer

SAFE Asuhan Pasca Keguguran

Keguguran merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi pada perempuan usia subur yang kerap luput dari perhatian. Padahal kasus keguguran banyak terjadi dan berpotensi menimbulkan dampak fisik dan psikologis yang serius, hingga kematian. Hasil survei Kementerian Kesehatan pada 2012 menemukan bahwa keguguran berkontribusi pada kematian ibu sebesar 4.1%.

Yayasan IPAS Indonesia bekerja bersama dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan dari kalangan akademisi dan organisasi profesi mendorong lahirnya pedoman Asuhan Pasca Keguguran (APK) yang komprehensif dan berpusat pada perempuan. Pada 2021, Pedoman APK tersebut berhasil diluncurkan seiring dikeluarkannya Peraturan Kementerian Kesehatan No 21/2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan Pelayanan Kesehatan Seksual.

Proyek SAFE Asuhan Pasca Keguguran (APK) adalah program untuk mendukung perluasan akses dan peningkatan kualitas layanan APK bagi masyarakat luas. Strategi yang digunakan antara lain dengan menyusun kurikulum dan modul pelatihan APK baik untuk pelatihan klasikal (tatap muka) dan blended training, dan peningkatan kapasitas bagi fasilitator pelatihan APK.

Yayasan IPAS Indonesia bekerja erat dengan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat – Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia Perempuan dan tim konsultan dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM (FKKM UGM) untuk menyusun kurikulum dan modul pelatihan APK. Diharapkan kurikulum pelatihan APK ini dapat disahkan dan diakreditasi oleh Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan, serta digunakan di seluruh Indonesia.

Untuk menghasilkan fasilitator pelatihan APK yang berkualitas di tingkat nasional, Yayasan IPAS Indonesia bekerjasama dengan sentra-sentra pendidikan di Indonesia, antara lain Universitas Gadjah Mada, Universitas Parahyangan, dan Universitas Indonesia. Sasaran dari pelatihan ini adalah dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum dan bidan agar dapat memberikan layanan APK yang komprehensif dan berpusat pada perempuan.

APK komprehensif dan berpusat pada perempuan menekankan pada 5 hal, yakni konseling, tatalaksana medis, layanan keluarga berencana (KB/kontrasepsi), sistem rujukan, dan kemitraan dengan masyarakat. Selain itu, ditekankan pula tentang penggunaan teknologi tepat guna dan ramah terhadap perempuan. Di antaranya penggunaan teknologi dalam prosedur pengeluaran sisa hasil konsepsi menggunakan Aspirasi Vakum Manual (AVM). 

Hal lain yang menjadi pokok-pokok pelatihan APK adalah tentang konseling yang dipusatkan pada kebutuhan perempuan dan kerjasama antar profesi tenaga kesehatan (interprofessional collaboration). Dengan pengetahuan dan kapasitas tentang penggunaan APK komprehensif dan berpusat pada perempuan yang mumpuni, diharapkan para tenaga kesehatan dapat memberikan layanan APK yang berkualitas dan dapat diakses oleh masyarakat luas.

Kesuksesan proyek ini sangat bergantung pada kolaborasi semua pihak terkait. Maka selain bekerjasama erat dengan Kementerian Kesehatan, Yayasan IPAS Indonesia juga bekerjasama dengan organisasi profesi seperti Kelompok Kerja Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi dari POGI Indonesia dan Ikatan Bidan Indonesia untuk saling mendukung program kerja terutama yang berkaitan dengan KB/Kontrasepsi dan APK.

Go to Top
EN ID