Yayasan IPAS Indonesia Dorong Integrasi Layanan Kekerasan terhadap Perempuan melalui Proyek ARUNIKA  

Akses yang komprehensif dan holistik bagi perempuan korban kekerasan merupakan bagian dari Keadilan Reproduksi. Sejak 2018, Yayasan IPAS Indonesia terus bermitra dengan sejumlah pihak untuk mewujudkannya. Salah satu usahanya adalah melalui proyek ARUNIKA (Perempuan Berdaya untuk Indonesia Bebas Kekerasan) yang telah diluncurkan di Semarang pada November 2024.  

Pada April 2025, Yayasan IPAS Indonesia, melalui proyek ARUNIKA mengundang berbagai pihak seperti kepolisian, dinas kesehatan, puskesmas, lembaga bantuan hukum dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk mendorong layanan yang terintegrasi bagi korban kekerasan.  

Direktur Eksekutif Yayasan IPAS Indonesia dr. Marcia Soumokil MPH mengatakan, pengalaman korban kekerasan ketika pertama kali akses layanan kesehatan sangat krusial karena akan mempengaruhi proses selanjutnya.  

“Kenapa penting memastikan layanan yang tepat waktu ke korban? Karena ini sangat penting untuk intervensi medis misalnya infeksi menular seksual, terutama pencegahan HIV. Jadi sangat penting untuk korban,” tegasnya.  

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yuni Rahayuningtyas, S.KM., M.Kes. menambahkan, fasilitas layanan kesehatan menjadi salah satu pintu masuk bagi korban kekerasan.  

“Puskesmas diharapkan mempunyai kompetensi dalam memberikan layanan korban KtPA ini. Mudah-mudahan kita semakin banyak [rumah sakit dan puskemas] untuk KtPA ini. Kemudian kalau sudah bisa melakukan deteksi, mestinya akan semakin baik juga ketika melakukan rujukannya,” imbuhnya.  

Di Jawa Tengah, ia menegaskan, kasus kekerasan tertinggi terjadi di Kota Semarang. “Mungkin perlu kami sampaikan juga semakin banyaknya kita melatih dan masyarakat tahu ketika menjadi korban bagaimana mereka bisa mengakses layanan ini mudah-mudahan semakin terbuka juga laporannya,” tegasnya.  

Dalam pertemuan ini, para peserta mendapatkan paparan dari narasumber  Karolabdokkes Pusdokkes Polri, Brigjen Pol.Dr.dr. Sumy Hastry Purwanti, Sp.F, DFM, dr. Boge Priyo Nugroho, Sp.FM, Kepala Pusat Pelayanan Terpadu RSUD Tarakan Jakarta dan Raden Rara Ayu Hermawati Sasongko, Direktur LBH APIK Semarang.  

Para narasumber menekankan pentingnya layanan yang integratif agar korban mendapatkan layanan sesuai dengan kebutuhan dan segera.  

Gulir ke Atas