Yayasan IPAS Indonesia mengadakan Whole Site Orientation di 13 Puskesmas dan 3 RSUD yang tersebar di Kabupaten Sigi, Donggala, Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah, dalam rentang waktu Januari hingga Februari 2025.
Kegiatan Whole Site Orientation bertujuan untuk memperkenalkan latar belakang, tujuan, serta aktivitas kerja di dalam Proyek CERAH kepada para tenaga kesehatan dan tenaga non-kesehatan pada fasilitas kesehatan (faskes) wilayah intervensi.
Proyek CERAH (Climate Emergency, Reproductive Rights and Health/ Krisis Iklim, Hak & Kesehatan Reproduksi) diluncurkan pada 6 November 2024. Proyek ini bertujuan untuk mendukung layanan kesehatan primer yang tangguh menghadapi situasi kebencanaan yang diperparah oleh krisis iklim. Salah satu layanannya adalah terkait dengan kesehatan reproduksi.
“Tujuannya dari Whole Site Orientation supaya seluruh tenaga kesehatan dan non-kesehatan di faskes tersebut dapat memahami dan mendukung pelaksanaan Proyek CERAH,” sebut dr. Gisella Tellys, MPH, Health System Strengthening (HSS) Specialist Yayasan IPAS Indonesia.

“Di akhir Proyek CERAH, layanan kesehatan reproduksi dan layanan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA) dan Kekerasan Seksual (KS) harus dapat terus berjalan, bahkan dalam situasi kebencanaan sekalipun,” tegasnya.
Dalam kesempatan ini pula, Yayasan IPAS Indonesia juga mengadakan lokakarya Values Clarification for Action and Transformation (VCAT) mini di setiap fasilitas kesehatan, untuk melihat persepsi dan nilai yang dimiliki tenaga kesehatan dan non-kesehatan terkait kesehatan reproduksi dan KtP/A-KS. Hal ini bertujuan supaya staf faskes dapat memberikan layanan yang bebas stigma, diskriminasi, dan penghakiman, yang berpusat pada kebutuhan perempuan.
“Kami menemukan masih banyak tenaga kesehatan dengan nilai-nilai yang belum berpusat pada kebutuhan perempuan dan korban. Misal, persepsi bahwa pemberian kontrasepsi harus dengan izin suami masih banyak ditemukan. Ini menunjukkan pemahaman tentang hak perempuan, terutama Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) belum berpihak kepada perempuan,” jelas dr. Gisella.
Layanan yang berpihak kepada perempuan dalam akses kesehatan reproduksi sangatlah penting. Dan hal ini tidak kalah pentingnya dengan kemampuan klinis yang dimiliki oleh pemberi layanan.
“Setelah Whole Site Orientation, Proyek CERAH akan memfasilitasi serangkaian pelatihan klinis layanan kesehatan reproduksi—terutama pelatihan layanan kontrasepsi dan pelatihan layanan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak—serta pelatihan bagi pengelola program terkait,” pungkasnya.