Skip to content Skip to footer

Daisy

Analisis determinan kematian ibu yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan pada 2012 menemukan bahwa keguguran, termasuk aborsi, menyumbang 4,1% kematian ibu di Indonesia. Meski demikian, belum ada lagi studi lanjutan atau data epidomiologis yang dikumpulkan tentang kejadian aborsi di Indonesia secara keseluruhan sejak studi 2001 yang dilakukan oleh tim peneliti Universitas Indonesia dan Guttmacher Institute. 

Proyek Dissemination of Abortion Incidence Study atau biasa disebut DAISY, merupakan program kerja sama antara Yayasan IPAS Indonesia, Guttmacher Institute dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI). Program ini lahir dari kebutuhan untuk menyebarluaskan hasil kajian terbaru mengenai angka kejadian aborsi di Pulau Jawa tahun 2018 yang dilakukan oleh FKM UI dan Guttmacher Institute, serta untuk mengisi kekosongan data tersebut.

Di dalam kajian yang dilakukan oleh tim peneliti terdapat berbagai informasi dan wawasan tentang aborsi di Pulau Jawa, termasuk angka kejadian, siapa yang mengalaminya, metode yang digunakan, dan kondisi layanan di fasilitas kesehatan.

Dari hasil penelitian tersebut diperkirakan terdapat hampir 1,7 juta kejadian aborsi yang dialami perempuan di Jawa sepanjang 2018. Sebagian besar dilakukan sendiri tanpa bantuan tenaga kesehatan, dengan menggunakan jamu atau pil yang tidak diketahui keamanannya. Sekitar 1 dari 5 perempuan yang mengalami aborsi tidak aman mengalami komplikasi dan sebagian besar di antaranya akhirnya mendapat perawatan di fasilitas kesehatan.

Aborsi yang tidak aman memang masih menjadi salah satu masalah kesehatan reproduksi di Indonesia yang memerlukan perhatian bersama. Untuk mencegahnya, WHO menyarankan penguatan pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi yang komprehensif, layanan KB/kontrasepsi, serta layanan aborsi aman bagi mereka yang memerlukan. Lewat penyebarluasan data-data penelitian mengenai aborsi, Program DAISY mengajak segenap pemangku kepentingan terkait untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan keluarga berencana (KB), pendidikan kesehatan reproduksi dan asuhan pasca keguguran yang komprehensif.

Sejak dimulai pada Mei hingga November 2020, program DAISY telah mengadakan webinar yang mengangkat tentang aborsi di Indonesia—khususnya di Pulau Jawa, menyajikan hasil penelitian, membicarakan kondisi layanan asuhan pasca keguguran, serta mendiskusikan tindak lanjut yang dapat diambil berbagai pihak untuk menekan kematian dan kesakitan perempuan akibat aborsi yang tidak aman. Webinar tersebut pun melibatkan para pemangku kepentingan, di antaranya Kementerian Kesehatan, BKKBN, POGI, IBI, dan lembaga-lembaga non-pemerintah yang bekerja dalam isu kesehatan reproduksi perempuan.

Sebagai bagian dari kerja-kerja diseminasi hasil studi, program DAISY pun mengadakan sebuah lokakarya bersama organisasi masyarakat sipil untuk menyusun policy brief. Selain itu berbagai materi komunikasi seperti  lembar informasi, infografis, laporan ringkas, artikel populer, dan video juga diproduksi untuk mempermudah berbagai pihak memahami hasil penelitian di atas. Materi-materi tersebut kemudian digunakan untuk penyebarluasan informasi ke media massa dan media sosial agar dapat menjangkau khalayak yang lebih luas.

Go to Top
EN ID